21 Okt 2015

PENULISAN 1 - MENELISIK PERLAMBATAN EKONOMI INDONESIA

Di pertengahan tahun 2015 perekonomian global dihadapkan pada situasi yang tak menentu bahkan hampir menyentuh kata krisis. Banyak faktor yang menyebabkan perubahan peta kekuatan ekonomi,salah satunya adalah penguatan mata uang Dollar US yang hampir menekan mayoritas mata uang negara lain.
 Akibatnya tidak sedikit perekonomian negara yang terkena imbasnya, salah satunya Tiongkok. Tiongkok yang digadang-gadang menjadi salah satu kiblat perekonomian dimasa depan justru mengalami pelambatan ekonomi. Melambatnya ekonomi Tiongkok dikarenakan kinerja ekspornya yang menurun dan kejutan dari pemerintah tiongkok yang mendevaluasi mata uang mereka yang membuat pasar saham Tiongkok anjlok. Hal ini tentunya mempengaruhi negara – negara yang menjadi mitra dagang Tiongkok, salah satunya Indonesia. Indonesia juga mengalami pelambatan ekonomi. Mengapa melemahnya perekonomian Tiongkok berdampak cukup besar untuk indonesia? Karena mayoritas tumpuan ekspor kita adalah barang-barang komoditas bahan baku mentah seperti minyak dan batu bara. Tiongkok adalah salah satu tujuan ekspor komoditas indonesia. Menurunnya ekpor Tiongkok menyebabkan mereka mengurangi impor untuk menjaga neraca perdagangan kita. Otomatis harga barang – barang komoditas Indonesia anjlok dan berpengaruh besar terhadap kinerja ekspor kita. Faktor-faktor lain yang membuat perekonomian Indonesia melambat diantaranya adalah :
1.     Pertumbuhan ekonomi Indonesia turun pada triwulan II menjadi sebesar 4,67 % .
2.     Nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap USD sejak awal tahun dan bahkan hampir mencapai angka Rp 15.000.
3.     Banyaknya dana asing yang keluar dari Indonesia akibat adanya indikasi kenaikan suku bunga acuan The Fed dan penguatan ekonomi Amerika  ( Bank Sentral Amerika )
4.     Menurunnya daya beli masyarakat

Saya sebagai mahasiswa jurusan ekonomi tentu sangat memberi perhatian besar terhadap permasalahan ini. Menurut saya apa yang jadi masalah utama dari perlambatan ekonomi Indonesia tidak sepenuhnya salah pemerintah. Banyak pihak yang langsung menuding pemerintah akibat kelambatan ini dan mengaitkannya dengan krisis tahun 1998. Kita beruntung karena pondasi fundamental ekonomi Indonesia lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 1998. 

Pemerintah menurut saya bertindak cepat dengan mengeluarkan paket kebijakan ekonomi sampai 4 kali setidaknya sampai saat ini. Salah satu isi paket kebijakan yang menurut saya sangat tepat adalah kebijakan Tax Holiday bagi para perusahaan dan investor yang ditetapkan sesuai peraturan pemerintah. Kebijakan ini tentu dapat menumbuhkan kepercayaan para investor yang akan berinvestasi di indonesia sehingga pembangunan kita dapat terus terlaksana.

Cadangan devisa Indonesia pun berada ditingkat cukup baik. Cadangan Devisa Indonesia sebesar US$ 107,6 Miliar. Dengan cadangan sebesar itu, Indonesia dapat membiayai 7 bulan impor atau 6 bulan impor + Pembayaran Utang Luar Negeri melebihi standar kecukupan internasional .( Source : Harian Kompas. Senin. 31 Agustus 2015 / www.bi.go.id  )


Dari data-data yang saya jabarkan diatas dapat disimpulkan bahwa perekonomian Indonesia masih dapat bertahan meskipun dunia sedang mengalami pelambatan ekonomi. Meskipun begitu pemerintah harus terus siap siaga dengan segala kemungkinan yang akan terjadi kedepannya. Peran masyarakat juga dibutuhkan untuk menggerakan perekonomian dalam negeri. Salah satu hal yang mungkin dapat kita coba adalah dengan membeli produk-produk lokal sehingga roda perekonomian dalam negeri dapat bergerak. Memang produk lokal saat ini masih sedikit yang dapat bersaing dengan produk luar dari segi kualitas. Maka dari itu saya berharap agar pemerintah dapat membantu para pengusaha lokal agar dapat menciptakan produk yang berkualitas dan tidak kalah dengan produk luar.Saya berharap pemerintah dan masyarakat Indonesia dapat saling bahu membahu untuk menghadapi masalah perekonomian agar mencapai kesejahteraan nasional,amin ya rabbal alamin. Salam Mahasiswa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar